KATA
PENGANTAR
Om
Swastyastu
Rasa angayu bhagya penulis
persembahkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widhi Wasa, oleh
karena atas asung kerta wara nugraha-Nya, maka penulis dapat mempersembahkan
makalah yang berjudul “ Etika dalam kitab Suci Sarasamuccaya”makalah ini
merupakan suatu upaya untuk memenuhi suatu etika yang terpuji di dalam
masyarakat dan dapat dijadikan acuan berpijak dalam menginterprestasikan
ajaran-ajaran agama.
Makalah ini menguraikan tentang
ajaran kitab suci beserta isinya dan agar bisa di aplikasikan di dalam
masyarakat, semoga para insan yang telah
mengaplikasikan bisa menambah suatu pengalaman yang baik di dalam
masyarakat dan mentaatti aturan-aturan agama.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Semoga makalah ini memiliki nilai guna bagi para insan
hindu.
Om Santuh, Santih,
Santih, Om
Singaraja, 9
juni 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang …………………………………………………………………. iii
1.2 Rumusan
Masalah ……………………………………………………………… iii
1.3 Tujuan
Makalah …………………………………………………………...…… iii
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kitab Suci sruti
…………………………………………………………………. 1
3.1 Kitab Suci smerti
…………………………………………………………….…. 3
4.1 Wedangga
………………………………………………………………………. 5
BAB III PENUTUP
5.1 Kesimpulan
………………………………………………………………….…. 7
6.1 Saran
………………………………………………………………………...…. 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Agama yang diyakini oleh Negara yaitu agama yang
memiliki kitab suci dan memiliki suatu kepercayaan dan keyakinan di dalam Beragama,
agama hindu memiliki kitab suci yang namaya weda dan ajaran yang ada di dalam
dunia ini semunya datangnya dari kitab suci weda. Nama agama hindu atau hindu
dharma ini sedemikian rupa berkembang dan bahkan diberikan oleh orang barat
yang datang ke india. Hindu dharma dewasa ini mengacu berbagai sumber baik
tradisi maupun utamanya adalah kitab suci weda. Tradisi agama yang tersimpan dalam
itihasa dan purana dikenal adanya murti (arca) dan mandir (pura). Upacar weda
hingga kiniberlangsung dalam bentuk yang berbeda-beda. Namun dalam kenyataannya
tradisi upacar korban Nampak pengaruh
local.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1
Jelaskan definisi kitab-kitab suci dalam
agama hindu ?
1.2.2
Isi dalam kitab suci yang ada di dalam
agama hindu ?
1.3
Tujuan
Makalah
1.3.1
Untuk mengetahui definisi kitab suci
dalam agama hindu.
1.3.2
Untuk mengetahui isi yang ada di dalam
kitab suci.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Kitab Suci Sruti
Sruti berarti
“yang didengar” atau ‘wahyu’, kitab suci sruti yang diberikan dengan cara
mendengarkan atau didengar oleh para penerima wahyu, Yang tergolong kitab Sruti adalah kitab-kitab yang ditulis
berdasarkan wahyu Tuhan.
2.1.1
Kitab
Suci Weda
Kitab suci
agama Hindu disebut Weda. Adapun
kata Weda ini berasal dari bahasa Sanskerta dari akar kata "Wid"
berkembang menjadi kata WEDA atau WIDYA yang berarti pengetahuan.
Sebagai kitab suci kata Weda mengandung pengertian himpunan ilmu pengetahuan
suci yang bersumber dari Sang Hyang Widhi Wasa diterima atau didengar oleh para
Maha Resi dalam keadaan samadhi. Oleh karena itu disebut juga Sruti yang
berarti Sabda suci yang didengar (wahyu). Jadi Weda merupakan
himpunan wahyu- wahyu Tuhan. Kitab suci
weda berisikan tentang ajaran-ajaran agama hindu baik maupun buruk, dan ajaran
tentang yang ada di alam bhuana agung ini.
2.1.2
Kitab Suci Rgweda
Rgweda berasal dari kata “rig” yang berarti memuji, dan ‘weda’ artinya
pengetahuan jadi Rgweda pengetahuan puji-pujian kepada para dewa dalam bentuk
kidung yang di nyayikan oleh para seke santi setiap ada acara keagamaan. Kitab suci Rig Weda berisikan nyayian-nyayian
pujaan suci yang terdiri dari 10.552 mantra, dan seluruhnya terbagi dalam 10
mandala mandala II sampai dengan mandala VII, disamping menguraikan tentang
wahyu juga menyebutkan sapta rsi sebagai penerima wahyu, wahyu rgweda
dikumpulkan atau dihimpun oleh rsi pulaha. (I ketut pasek gunawan. 2013.49)
2.1.3
Kitab
Suci Yajurweda
Yayurveda berasal dari akar kata
yajus "pengorbanan", veda "pengetahuan", jadi
yajurveda adalah penetahuan yang memplajari suatu pengorbanan suci terhadap
tuhan yang maha esa baik itu dalam bentuk sesajen maupun dengan cara ngayah di
pura. Apabila kita tidak mempunyai harta yang banyak kita bisa dengan cara
ngayah dengan secara tulus iklas tanpa pemrih. Salah satu isi dari Yajurweda
ialah memuat sastra suci yang terfokus
pada ritual dan korban suci, dan berisikan tentang mantra-mantra yang di
ucapkan dalam upacara-upacara kecil.
2.1.4
Kitab Suci
Samaweda
Samaveda berakar dari kata sāman
"irama" + veda
"pengetahuan") tidak lain adalah himpunan mantra-mantra yang diberi tanda
nada untuk berbagai irama samaweda terdiri dari 1.875 mantra. Samaveda merupakan bagian dari catur veda yang
disebut juga "Nyanyian Veda Suci. Samaveda memuat 1875 mantram, dan dimana
1800 mantram merupakan pengulangan daripada Rgveda dan 75 mantram yang lain
memang disusun dan dimuat dalam sastra ini.
2.1.5
Kitab Suci
Atharwaweda
Atharwaweda adalah
golongan pendeta tersendiri. Didalam kitab suci ini ada kumpulan mantra-mantra
yang memuat ajaran bersifat magis, yang terdiri dari 5.987 mantra yang juga
banyak berasal dari rgveda. Dalam Weda ini dijumpai lagi kidung-kidung yang
harus diucapkan pada waktu mempersembahkan Soma (sarana upacara ). Atharwa Weda
berupa mantra-mantra magis dan doa-doa yang bunyi dan artinya sendiri sudah
dianggap sudah memiliki kekuatan.
2.1.6
Kitab
Suci Bhagawad Gita
Bhagawad Gita
adalah sebagai pancamo veda yang bersifat suplemen. Penggunaan istilah Upanisad
pada beberapa bab di dalam bhagawad gita menunjukkan bahwa bhagawad gita adalah
sebuah upanisad dan sebuah upanisad itu sendiari adalah veda yang tergolong
sruti, dengan penunjukkan itu tidaklah kliru menyimpulkan beberapa pemikir
hindu yang mengatakan bhagawad gita adalah veda ke-5. ( pudja. 2003. xiii)
Bhagawad Gita berisikan tentang percakapan sri kresna dengan arjuna
menjelang perang Bharatayudha terjadi.
3.1 Kitab Suci Smerti
Smerti berarti
“yang diingat” atau tradisi Yang tergolong kitab Smerti adalah kitab-kitab
yang tidak memuat wahyu Tuhan, melainkan kitab yang ditulis berdasarkan
pemikiran dan renungan manusia.
3.1.1
Kitab
Suci Purana
Kata
purana berarti ‘sejarah kuno’ atau ‘cerita kuno’ jadi purana merupakan suatu
ajaran yang menceritakan terciptanya alam semesta beserta isinya dan mengenai
ajaran-ajaran yang ada di dalam agama hindu seperti halnya cara untuk memuja
tuhan dan yang lainnya, di dalam kitb suci purana juga ada kumpulan
cerita-cerita kuno yang menyangkut penciptaan dunia. Purana berisikan cerita mengenai
silsilah keturunan dan dinasti Suryawangsa dan Candrawangsa serta memuat
cerita-cerita yang menggambarkan pembuktian-pembuktian hokum yang pernah di
jalankan.(I Ketut pasek gunawan.2013.55)
3.1.2
Kitab
Suci Itihasa
Itihasa
berasal dari kata ‘iti’, ‘ha’, dan ‘asa’ yang artinya sesungguhnya kejadian itu
begitulanh nyatanya tanpa ada suatu perubahan ataupun tambahan. Yang artinya
tidak di perbarui lagi suatu cerita tersebut hanya saja penampilan tempatnaya
saja yang berbeda. Kitab itihasa berisikan tentang suatu bagian
dari kesusastraan Hindu yang menceritakan kisah kepahlawanan para
raja dan kesatria Hindu di masa lampau dan dikombinasikan dengan filsafat
agama, mitologi, dan seperti cerita Ramayana dan Mahabharata.
3.1.3
Kitab
Suci Siwa Siddhanta
Kata
Saiva disini bermakna paham Siva, Sedangkan kata Siddhanta bermakna ajaran
agama. Kata siva juga berarti suatu keberuntungan (kerahayuan), yang baik hati,
ramah, suka memaafkan, menyenagkan, memberberi banyak harapan, yang tenang,
membahagiakan dan sejenisnya (Monier. 1990. 1074) Sang haying siva di dalam
meggerakkan hukum kemahakuasaan-nya didukung oleh saktinya dewi durga atau
parvati. ( I Ketut Gunawan. 2012. 209) Jadi Saiva Siddhanta adalah paham yang
berisikan ajaran – ajaran dari Tuhan Siva. Adapun inti sari dari paham Saiva Siddhanta
adalah Saiva sebagai realitas tertinggi, jiva atau roh pribadi adalah intisari
yang sama dengan Saiva, walaupun tidak identik. Juga ada Pati (Tuhan), pacea
(pengikat), serta beberapa ajaran yang tersurat dalam tattva sebagai prinsip
dalam kesemestaan yang realita.
3.1.4
Kitab
Suci Nitisastra
Kata nitisastra berasal dari bahasa sansekerta yaitu Niti berarti
kemudi,pemimpin,politik dan sosial etik,pertimbangan,kebijakan. Sedangkan kata
sastra berarti perintah, ajaran, nasehat, aturan teori, tulisan ilmiah.
Nitisastra berarti ajaran pemimpin. Kata Nitisastra dapat juga diartikan ilmu
yang bertujuan untuk membangun suatu Negara yang baik dari segi tata negara,
tata pemerintah maupun tata masyarakat. (K.M. Suhardana.2008.5.) Nitisastra
berisikan tentang ilmu kepemimpinan atau managemet berdasarkan agama hindu.
3.1.5
Kitab Suci Manawadharmasatra
Manawadharmashastra adalah satu kitab hukum Hindu
yang paling populer dan (masih) paling banyak diacu oleh umat hindu, disamping
kitab-kitab Smrti lainnya. Karena itu, kitab Smrti juga disebut sebagai
Dharmashastra. Dalam hal ini, Dharma berarti hukum dan Shastra berarti ilmu. Manawadharmasatra yang berisikan sebuah tata
aturan yang membahas aspek kehidupan manusia secara menyeluruh yang menyangkut
tata keagamaan, mengatur hak dan kewajiban manusia baik sebagai individumaupun
sebagai mahluk sosial, dan aturan manusia sebagai warga negara ( tata negara ),
Hukum Hindu juga berarti perundang- undangan yang merupakan bagian terpenting
dari kehidupan beragama dan bermasyarakat, ada kode etik yang harus dihayati
dan diamalkan sehingga menjadi kebiasaan- kebiasaan yang hidup dalam
masyarakat.
3.1.6
Kitab Suci Darsana
Kata Darsana berasal
dari urat kata “drs” yang berarti ‘melihat’, menjadi kata darsana (kata benda)
artinya ‘penglihatan atau pandangan’. Kata darsana dalam hubungan ini
berarti ‘pandangan tentang kebenaran’ (filsafat). Darsana berisikan tentang ilmu suatu kebenaran tentang ciptaan tuhan yang
dapat di pandang oleh manusia.
3.1.7
Kitab Suci Sarasamuccaya
Kkitab sarasamuccaya suatu bagian dari kitab
suci smerti yang membahas suatu ajaran yang mengenai etika di dalam kehidupan
beragama, yang mana ada di dalam suatu kisah Mahabaratha dan Ramayana. Jadi, Kitab
Sarasamuccaya adalah merupakan salah satu kitab suci kelompok nibanda yang
membahas tentang ajaran susila dharma untuk mencapai tujuan hidup manusia
yaitu, Dharma, Artha, Kama, dan Moksa.(I Nyoman Kajeng.1997.i) Kitab sarasamuccya berisikan tentang suatu
cerita Mahabaratha dan Ramayana dan di dalam cerita itu memberikan suatu ajaran
tentang kebaikan.
4.1 Wedangga
Kelompok Wedangga Yang terdiri dari enam bidang yaitu (I ketut pasek
gunawan.2013.64) :
4.1.1 Siksa (phonetika)
Yang berisikan tentang cara
yang tepat dalam pengucapan mantra serta tinggi rendahnya tekanan suara yang di
sebut pratisakya yang terdiri dari Rg Wedapraktiyasa, Taittiriyapratikyasa dari
krisna (hitam) yajurweda, Wajasaneyipratikya, dari sukla (putih Yajurweda), samapratiaksaya
untuk samaweda dan Atarwawedapratiasa untuk kitab Atarwaweda.
4.1.2 Wyakarana (tatabahasa)
Yang digunakan untuk dapat
memahami dan menghayati isi weda dengan mengerti bahasa yang benar.
4.1.3 Chanda (lagu)
Yang membahas ikatan bahasa
yang disebut lagu agar mudah diingat bukunya yaitu nidanasutra dan chandasutra
yang dihimpun oleh bhagawan pinggala. Adalah cabang weda yang khusus membahas
aspek ikatan bahasa yang disebut lagu. Sejak dari sejarah penulisan weda,
peranan chanda sangat penting. Karena dengan chanda itu, semua ayat-ayat itu
dapat dipelihara turun temurun seperti nyayian yang mudah diingat.
4.1.4 Nirukta
Yang memuat tentang
penafsiran autansik mengenai kata-kata yang terdapat dalam weda. Kitab ini
ditulis dengan oleh bhagawan yaska pada tahun 800 Sm yang membahas 3 masalah
yaitu pertama memuat kata-kata yang sama artinya, kedua memuat kata-kata berate
ganda dan ketiga menghimpun nama dewa yang diangkasa, bumi dan surga.
4.1.5 Jyotisa (astronomi)
Yang memuat tentang
pokok-pokok ajaran astronomi sebagai pedoman melakukan yadnya, membahas tentang
tatasurya, bulan dan benda antariksa. Merupakan pelengkap weda yang yang isinya
memuat pokok-pokok ajaran astronomi yang diperlukan untuk pedoman dalam melakukan
yadnya, isinya adalah membahas tatasurya, bulan dan badan angkasa lainya yang
dianggap mempunyai pengaruh di dalam pelaksanaan yadnya.
4.1.6 Kalpa
Yang terdiri dari bidang
srauta tentang ajaran mengenai tata cara melakukan yadnya, penebusan dosa. Bidang
Grhya tentang ajaran peraturan pelaksaan yadnya yang dilakukan orang yang
berkeluarga. Bidang dharma tentang aspek peraturan hidup masyarakat dan
bernegara yang ditulis oleh bhagawan manu, apastamba, bhudayana, harita, wisnu,
wasista, waikanasa, sankha, yajnawaklya dan parasara.
BAB
III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Agama hindu banyak memiliki kitab suci tapi yang
pertam ialah kitab suci weda dan ada beberapa kitab yang yang isinya di ambil
dari kitab suci weda, Weda merupakan himpunan wahyu- wahyu Tuhan. Kitab suci weda berisikan tentang
ajaran-ajaran agama hindu baik maupun buruk, dan ajaran tentang yang ada di
alam bhuana agung ini. purana merupakan suatu ajaran yang menceritakan
terciptanya alam semesta beserta isinya dan mengenai ajaran-ajaran yang ada di
dalam agama hindu seperti halnya cara untuk memuja tuhan dan yang lainnya, di
dalam kitb suci purana juga ada kumpulan cerita-cerita kuno yang menyangkut
penciptaan dunia.
6.1
Saran
Apabila didalam pembuatan makalah ini ada kalimat yang sama dengan karya ilmiah orang
lain dan belum dicantumkan nama pengarang penulis mohon maaf, dan penulis mohon
kritik dan saran dari yang membaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Ma, G. Pudja. 2003. Bhagawad Gita. Surabaya:
Paramita.
Lad Vasant, Dr. dkk. 2007. Ayurveda. Surabaya: Paramita.
Suhardana, K.M. Drs. 2008. Niti Sastra. Surabaya: Paramita.
Kajeng, I Nyoman, dkk. 1997. Sarasamuccaya. Surabaya: Paramita.
Pasek Gunawan I Ketut. 2013. Bahan Ajar veda I. Tanpa Penerbit.